Kota Surakarta merupakan kota budaya, yang terkenal dengan semboyan Spirit of Java, terletak di provinsi jawa tengah, berada di sebelah selatan Semarang, dekat dengan Jogja. Bulan maret 2010 lalu, saya berkesempatan ke Solo dalam rangka Studio Perancangan Kota, membahas kawasan Pura Mangkunegara Surakarta. Dalam kesempatan kali ini, kita akan berbicara tentang Tata Bangunan dan Lingkungan kawasan tersebut.
Kawasan yang akan kit
Permasalahan yang dihadapi oleh kawasan ini adalah;
lunturnya nilai-nilai budaya dan arsitektur yang tercermin dari penataan fisik kawasan sekitar pura mangkunegaran yang tidak sesuai dengan citra yang ada
Hal ini sangat disayangkan, padahal kawasan ini memiliki potensi untuk memberikan tarikan (place of interest) yang lebih baik lagi jika perencanaan kawasan ini di tata dengan lebih baik. Sehingga, metode/ strategi perencanaan yang digunakan adalah mengembalikan citra kawasan melalui penataan visual bangunan di sekitar pura mangkunegara kota surakarta. Yah, dalam bahasa keren kita sebut "gimana caranye supaya bangunan di sekitar kawasan pura mangkunegara bisa serasi dengan keberadaan pura" lha dari sono, kita bisa mendapatkan citra kawasan atau saya sebut dengan "gue bisa dapet feel kawasan pura mangkunegara yang bernilai sejarah yang pastinya keren abiz" (anggap saja begitu penyederhanaannya).

- rencana preservasi kawasan, termasuk di dalamnya bangunan mana yang akan kita lestarikan. tentu saja bangunan pura dilestarikan, dan juga bangunan kuno di sekitar kawasan tsb, sekaligus tampilan bangunan.
- rencana guna lahan, maksudnya adalah mengatur penggunaan lahan disekitar kawasan. so, kita tentukan penggunaan lahan disekitar kawasan yang mendukung keberadaan pura mangkunegara apa aje, misal pasar seni, masjid agung, RTH (ruang terbuka hijau), perkantoran (kuno, terdapat PTPN IX), kompleks permukiman kavalerie (permukiman pasukan berkuda pura mangkunegara) dll.
- Penataan urban structure, maksudnya adalah menata hubungan fungsional antar elemen kawasan. Jadi, pusat fokus kegiatan di kawasan tersebut haruslah pura mangkunegara, sedangkan fungsi di sekitarnya adalah pendukung.
- rencana open space, ya ruang terbuka gitu lah...
- penataan signage, maksudnya signage adalah elemen identitas/ informasi umum, hmmm apa yah? bingung juga jelasinnya... hehehe contohnya adalah papan nama jalan, penunjuk arah, penunjuk nama tempat, dll (maaf ye, saya lupa, *&%$!($#!@@_!)
- rencana sistem pergerakan, maksdunya, kita mengatur pola pergerakan lalu lintas disekitarnya, supaya tidak macet.
- rencana utilitas dan fasilitas umum, nah.. ini tidak boleh ketinggalan, fasilitas umum disekitar kawasan gak boleh kelupaan, perlu di tata dengan apik supaya memberi kesan kawasan yang nyaman, dan tentunya berkesan historis (baca: jadul)

dengan demikian akan menyediakan pedestrian way/ trotoar bagi pejalan kaki. orang bisa lewat di sekitarnya, dengan rasa nyaman dan senyum sumringah (hubungannya??? lol)




Menariknya lagi, maka diadakanlah festival/ pasar malam disepanjang koridor jalan diponegoro (depan pura mangkunegara) setiap hari sabtu mulai jam 4 sore sampai jam 10- 11 an. isinya bermacam-macam, dari baju batik, cinderamata, kuliner, hingga paduan suara tmen2 UNESA.
begitulah sekelumit kisah tentang keberadaan pura mangkunegaran yang memberikan pengalaman hidup bagi saya, awalnya adalah studi, akhirnya adalah have fun... hahaha
ya sudahlah, apapun pendapat anda tentang tulisan ini, saya hanya berbagai. Tulisan ini sengaja tidak dibuat membahas kawasan pura mangkunegaran secara mendalam dan sesuai dengan kajian RTBL (rencana tata bangunan dan lingkungan), tapi hanya sepintas dan bersifat umum memberi gambaran dan pengetahuan bagi kita semua. (toh juga yang baca gak semua anak planologi atw arsitek, maaf juga buat visualisasi yang mengandalkan sketchup doang, visualisasi dengan 3D max sdg dalam proses, memakan waktu karena membahas kawasan yang luas) hehehehe
Bagaimana kl ada renovasi di Masjid Al Wustho Mangkunegaran? baik bangunannya dan memakmurkan jama'ah sholatnya
BalasHapusterima kasih
dulu sempat jumatan di sana...
BalasHapusmemang masjidnya agak kecil /'sempit'...
secara aturan lebar sempadan/ jarak bangunan terhadap jalan masih cukup, sehingga bisa saja kalau di pugar/ lebarkan demi kemaslahatan dalam beribadah...
kalau memang mau di pugar/ lebarkan, maka hendaknya bertingkat saja...
lahan pekarangan masjid bisa di jadikan parkir, karena mobil yang parkir di depan masjid membuat Tingkat pelayanan jalan/ LOS D saat jam puncak/ agak macet.
yahhh,, kira-kira gitu deh alternatifnya...
Insyalah beribadah jadi makin oke, jalanan juga gak macet...
hehe
ada file 3d nya yang sketchup g?hehe
BalasHapus